Jumat, 13 April 2012

Lirik Lagu Smile - Avril Lavigne

You know that I'm a crazy bitch
I do what I want when I feel like it
All I wanna do is lose control
But you don't really give a shit
you don't let it go let it go with it
'cause you're fucking crazy rock'n'roll

[Bridge]
You said "Hey,
What's your name?"
it took one look
and now I'm not the same
Yeah you said "Hey."
and since that day
you stole my heart
and you're the one to blame

[Chorus]
Yeah
and that's why I smile
It's been a while
since every day and everything has
lyricsalls.blogspot.com
felt this right
and now you're turning all around
and suddenly you're all I need
The reason why I smile

Last night I blacked out I think
What did you, what did you put in my drink?
I remember making out and then, oh, oh
I woke up with a new tattoo
your name was on me and my name was on you
I will do it all over again

[Bridge]

[Chorus]

You know that I'm a crazy bitch
I do what I want when I feel like it
All I wanna do is lose control
You know that I'm a crazy bitch
I do what I want when I feel like it
All I wanna do is lose control

Kamis, 22 Maret 2012

Kegiatanku....


acara LDKPO BEM 2012 @ Tambang Ulang
                                                              hari terakhir ....


bubuhan PGSD nah fhto bareng ...
ada peserta dan panitianya ..
hambur jadi satu berfhoto bersama dengan gayanya masing-masing ...



ini orang-orang eksis ... wkwkwkkk
dari kiri ada Betsi (sendratasik), Normanisa (pnddikan Kimia), Yulia rahmi (Kimia), Irma Yunita (PGSD)


saat games jaring laba-laba ..
kelompok 9 beraksi ...wkwkwkwkk

Kenangan XII IPA A MAN 2 Amuntai

kenangan XII IPA A MAN 2 Amuntai ...
 jalan-jalan ke danau biru habis UAMBN .....

habis pertunjukan seni ....hhaaa
kenangan indah sekolah ...
kangen ..
di mana kalian berada ???

Curahan Hati

Begitu indah untuk di kenang ...
begitu sakit untuk di ingat ...
apakah ini harus terjadi kepadaku...
di manapun dan kapanpun ku selalu bertemu kamu
apakah dunia ini sangat sempit bahkan di dalam mimpiku pun kau hadir

salahkah diri ini mengagumi ...
salahkah diri ini menyayangi...
salahkah diri ini mencintai...
salahkah.. dan salahkah ... ???

aku tau ..
aku sadar ..
aku bukan manusia sempurna...
tapi aku juga ingin seperti orang lain ..
ingin di sayangi dan di cintai sepenuh hati..
setulus hati ..
tidak untuk di permainkan ...

aku menunggu saat ada yang benar-benar tulus menerima aku apa adanya
tidak mempermainkan perasaanku..

Jalan-jalan @ wisata kayangan

berpetualang dari banjarmasin ke pelaihari ..
sampai-sampai ban bocor ..
jiwa muda menggebu-gebu ...wkwkwkwk
pulangnya malahan kemalaman ..
masuk angin lgi ....
jam 9 malam baru sampai kost masing-masing ....
huuaaaa .....

Perkembangan Peserta Didik - Aspek Perkembangan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Banyaknya pengaruh negatif dalam aspek perkembangan sosial jiwa anak serta minimnya perhatian orang tua pada anaknya dalam menjalani kehidupan sosial di lingkungannya.
1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami ajukan yaitu :
    Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial ?
    Bagaimana cara agar anak didik dapat menjalani kehidupan sosial dilingkungannya ?

1.3.    Tujuan Penulisan
    Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan, yaitu :
1.    Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai aspek perkembangan sosial anak-anak.
2.    Mengetahui pengertian aspek perkembangan sosial.
3.    Mengetahui macam-macam perkembangan sosial
4.    Mengetahui fungsi perkembangan sosial untuk peserta didik.
5.    Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

1.4.    Metode Penulisan
    Dalam pembuatan makalah ini metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan, yaitu membaca buku demi buku yang relevan dengan masalah yang dibahas.


BAB II
ISI

A.    Perkembangan Sosial

Aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang datang atau meningkat dewasa. Sekalipun demikian semuanya itu tidak datang begitu saja, namun juga perlu pelajaran dan pengalaman sehingga anak dapat belajar dari orang-orang terdekat dengannya ; antara lain ayah,ibu, dan saudara-saudaranya. Oleh karena itu, kepada orang tua sangat dianjurkan selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan kepada anak bagaimana cara bergaul dimasyarakat.
Perkembangan psikososial siswa, atau sebut saja perkembangan sosial siswa, adalah proses perkembangan kepribadian sosial siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial, menurut Bruno (1987), merupakan proses pembentukan social-self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Proses perkembangan sosial dan moral juga selalu berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial siswa sangat bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa tersebut baik di lingkungan sekolah dan keluarga maupun di lingkungan yang lebih luas. Seorang siswa hanya mampu berperilaku sosial dalam situasi sosial tertentu secara memadai apabila menguasai pemikiran normal perilaku moral yang di perlukan untuk situasi sosial tersebut.
Ada dua macam metode yang diaplikasikan Pieget untuk melakukan studi mengenai perkembangan moral anak dan remaja, yaitu:
1.    Melakukan observasi terhadap sejumlah anak yang bermain kelereng dan menanyai mereka tentang aturan yang mereka ikuti.
2.    Melakukan tes dengan menggunakan beberapa kisah yang menceritakan salah dan benar yang dilakukan anak-anak, lalu meminta responden (yang terdiri atas anak-anak dan remaja) untuk manila kisah-kisah tersebut berdasarkan pertimbangan moral mereka sendiri.

semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks  perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
B.     Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1.       Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang  pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2.       Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3.       Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4.       Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5.       Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
6.       Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7.       Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8.       Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9.       Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya. 
C.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
      Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1.      Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2.      Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3.      Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4.      Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5.      Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak  hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
D.     Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
          Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau  merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam  pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1.      Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2.      Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan  kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
Bertalian dengan perkembangan sosial anak, peranan orang tua sangat penting,terutama dalam mengembangkan keterampilan bergaul anak. Oleh karena itu memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada anak, orang tua juga diharapkan dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif. Lebih lanjut masalah ganjaran dan hukuman diuraikan sebagai berikut :

1.Ganjaran atau Hadiah
Ganjaran atau hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi terhadap suatu prestasi yang telah dicapai oleh suatu atau sekelompok anak dalam aktivitas tertentu. Pada umumnya hadiah atau ganjaran diberikan setelah anak mencapai prestasi atau menghasilkan sesuatu yang dapat di banggakan baik teman, orang tua, guru, dan dirinya sendiri. Dengan demikian anak berbuat sesuatu yang melebihi temannya tidak perlu memperoleh upah atau bayaran.
Fungsi hadiah ada 3 yaitu :
1. Memiliki nilai pendidikan.
2. Memberikan motivasi kepada anak.
3. Memperkuat perilaku.

2. Hukuman
Hukuman merupakan sangsi fisik maupun psikis terhadap sesuatu kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak dengan sengaja. Oleh karena itu terhadap anak yang sudah besar dapat diasumsikan bahwa apabila mereka membuat suatu kesalahan yang disengaja, maka harus bersedia menerima hukuman baik dari orang tua maupun dari gurunya.

a.    Fungsi Hukuman
1)  Fungsi restriktif.
2) Hukuman sebagai fungsi pendidikan.
3) Hukuman sebagai penguat motivasi.

b.    Syarat-syarat Hukuman
1)    Sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut mendapat hukuman.
2)    Diberikan secara konsisten.
3)    Hukuman yang diberikan harus konstruktif.
4)    Bersifat impresional.
5)    Disertai alasan
6)    Dapat digunakan sebagai alat mengembangkan hati nurani anak.
7)    Diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.



E.    Perkembangan Moral dan Sikap

Teori  belajar sosial adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teoti-teori belajar lainnya, prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Barlaw (1985), sebagai besar upaya belajar manusia terjdi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Dalam hal ini, seorang siswa belajar mengubah perilakunyasendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang mereaksi atau  merespons sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga dapat menpelajari respons-respons baru dangan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
1.    Conditioning
Menurut prinsip-prinsip kondisioning, prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama yakni dengan “reward” (ganjaran/memberi  hadiah atau mengganjar)) dan “punishment” (hukuman/memberi  hukuman).

2.    Imitation
 Prosedur lain yang juga penting dan menjadi bagian yang integral dengan prosedur-prosedur belajar menurut teori  social learning, ialah proses imitasi atau peniruan. Dalam hal ini , orangtua dan guru seyogianya memainkan peran penting sebagi seorang model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa. Kualitas kemampuan siswa dalam melakukan perilaku sosial hasil pengamatan terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya mengenai  ganjaran dan hukum yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi . Pemahaman tentang  perkembangan pribadi dan sosial ini sangat berperan penting bagi kemampuan guru memotivasi, mengajar, dan berhasil berinteraksi dengan siswa dalam berbagai usia. Sama seperti perkembangan kognitif, perkembangan pribadi  dan sosial sering digambarkan dari sudut tahap-tahap. Kata-kata remaja dan belasan tahun diasosiasikan dalam budaya barat dengan sikap memberontak, Krisis identitas, pemujaan pahlawan, dan kesadaran seksual. Semua asosiasi ini mencerminkan tahap-tahap perkembangan yang kita yakini dialami setiap orang.

3.    Internalisasi
Internalisasi merupakan proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial. Dalam internalisasi faktor yang paling penting adanya keyakinan pada diri semdiri terhadap pandangan dari orang lain dalam pergaulan sehari-hari.

4.    Introvert
Introvert merupakan kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya,minat,sikap, atau keputusan yang diambil sesuai dengan perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri.
Orang yang cenderung bersikap introvert biasanya pendiam dan kurang bergaul seakan-akan ia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

5.    Ekstrovert
Ekstrovert merupakan kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh orang lain atau peristiwa lain yang terjadi diluar dirinya.
Orang yang cenderung bersikap ekstrovert biasanya mudah bergaul, ramah, aktif, banyak inisiatif serta banyak temannya.

6.    Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik material maupun moral. Sedangkan pada anak, pengertian kemandirian sering dikaitan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Dasar kemandirian yaitu adanya rasa percaya diri untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupan sehari-hari.


7.    Ketergantungan
Anak-anak usia 6-12 tahun hidupnya sangat bergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya, terutama masih ada hubungan keluarga. Ketergantungan atau overdependency ditandai dengan perilaku anak yang bersifat “kekanak-kanakan”, perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebaya usianya.

8.    Bakat
Bakat atau aptitude merupakan potensi dalam diri seseorang dengan adanya rangsangan tertentu kemungkinan orang tersebut dapat mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang melebihi orang lain.
Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan, yaitu :
a.    Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan.
b.    Bakat yang diperlukan untukk berhasil dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan khusus.
Terdapat berbagai cara atau metode untuk dapat mengembangkan bakat anak tersebut antara lain :
1.    Memperkaya anak dengan berbagai macam pengalaman.
2.    Mendorong (encourage) atau merangsang anak untuk mengembangkan semua minatnya.
3.    Memberikan ganjaran dan pujian terhadap hasil usaha agar anak merasakan mendapat perhatian atas hasil karyanya.
4.    Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup agar bakat anak dapat diaktualisasikan.
5.    Apabila orang tua belum mengetahui bakat anak sesungguhnya dapat dipilihkan bidang yang umum dan seterusnya diarahkan kepada bakat yang khusus.
Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak, yaitu :
1.    Faktor motivasi
2.    Faktor nilai atau value
3.    Konsep Diri





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam aspek perkembangan sosial keberhasilan anak dalam mengembangkan jiwa sosialnya ditunjukkan melalui kemampuannya untuk melakukan penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial adalah keberhasilan anak dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain dalam pergaulan hidup sehari-hari.

B.    Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentan perkembangan sosial pada perkembangan peserta didik.

Lirik Lagu We Found Love - Rihanna

Yellow diamonds in the light
And we're standing side by side
As your shadow crosses mine
What it takes to come alive

It's the way I'm feeling I just can't deny
But I've gotta let it go

We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place

Shine a light through an open door
Love and life I will divide
Turn away cause I need you more
Feel the heartbeat in my mind

It's the way I'm feeling I just can't deny
But I've gotta let it go

We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place

Yellow diamonds in the light
And we're standing side by side
As your shadow crosses mine...

We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place

We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place